Friday, January 4, 2019

BACAAN ATTAHIYYAT ADALAH DIALOG ANTARA RASULULLAH SAW. DENGAN ALLAH SWT?

Soalan:

Saya ingin mendapat penjelasan tentang kisah yang sering ditularkan di dalam media social bahawa "BACAAN ATTAHIYYAT ADALAH DIALOG ANTARA RASULULLAH SAW. DENGAN ALLAH SWT.''
Di dalam mesej yang tular itu dikatakan bahawa pada malam isra’ mi’raj itu:

Jibril As. mengantarkan Rasulullah Saw naik ke Sidratul Muntaha. Namun karena Jibril As tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril As pun mengatakan kepada Rasulullah SAW untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya...

Rasulullah Saw melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana Allah Swt hingga tiba di Arsy...
Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Muhammad Saw berhadapan dan berbincang secara langsung dengan Allah Azza wa Jalla...
Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, Masya Allah..

Percakapan antara Muhammad Rasulullah Saw dengan Allah Subhanahu Wata'ala :
(1). Rasulullah Saw-pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah Swt :
"Attahiyyatul mubarokastus-solawatut- thayyibaatulillah = Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah".
(2). Kemudian Allah Swt menjawab sapaannya :
"Assalamu 'alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahiwa barakaatuh =
Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya".
(3). Mendapatkan jawaban seperti ini, Rasulullah Saw tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya, ini yang membuat kita sangat terharu.
Beliau menjawab dengan ucapan :
Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibadillahis  shalihiin"= Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih"
Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi, itu adalah percakapan Sang Khaliq dan hamba-NYA, Sang Pencipta dan ciptaan-NYA dan beliau saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain, dan lihat betapa Rasulullah Saw mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita ketika beliau di hadapan Allah Swt..."
Melihat peristiwa ini, para Malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan terkagum-kagum betapa Rahman dan Rahimnya Allah Swt, betapa mulianya Muhammad Saw...
Kemudian para Malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan :
Asyhadu Allaa ilaaha illallah, wa asy hadu anna Muhammadarrasulullah = Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah".

Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi Tahiyat Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.
Mungkin sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makna kalimat dalam bacaan ini.
Semoga dengan penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita. Sehingga kita dapat merasakan getaran yang dirasakan oleh para Malaikat disaat peristiwa itu...

Adakah cerita itu sahih? Trm kasih, ustazah.

Jawapan:

Kisah itu tidak diketahui sumber serta sanadnya. Tidak dijumpai di dalam kitab-kitab hadis yang sahih.
Sesungguhnya kisah isra’ dan mi’raj diriwayatkan secara jelas dan terperinci di dalam kitab-kitab sahih Bukhari, Muslim dan lain-lain. Namun tidak terdapat langsung kisah tentang memberi dan menjawab salam antara Nabi s.a.w. dengan Allah Rabb Al-Jalil seperti yang diceritaka itu.

Begitu juga ketika baginda s.a.w. mengajar tahiyyat kepada sahabat r’anhum baginda tidak pernah mengaitkannya dengan perinstiwa mi’raj baginda. Antara hadis sahih mengenai cara membaca tahiyyat di dalam solat ialah yang diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas’ud r.a.

Beliau berkata: “Kami berkata di dalam solat di belakang Rasulullah s.a.w. “as-salam ‘ala-Allah, as-salam ‘ala fulan”, maka Rasulullah s.a.w. mengur kami pada suatu hari: “Sesungguhnya Allah, Dialah as-Salam. Maka apabila salah seorang daripada kamu duduk di dalam solat, hendaklah dia berkata: “at-tahiyyatu lillah was-solawatu wat-toyyibatu. As-salamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. As-salamu ‘alaina wa’ala ‘ibadillahis-solohin”. Apabila dia berkata demikian, salamnya sampai kepada seluruh hamba Allah yang soleh di langit dan di bumi. (Sambungan seterusnya): “Asyhadu an la ilaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.” Kemudian dia pilih apa-apa permintaan (doa) yang dia kehendaki.”
Riwayat al-Bukhari (6328) dan Muslim (402)

Dan banyak lagi hadis-hadis sahih yang berkaitan dengan Nabi s.a.w. mengajar sahabat cara membaca tahiyyat. Tidak terdapat satupun yang baginda kaitkan dengan peristiwa isra’ dan mi’raj.


Allahu A’lam.